Cikal Bakal Jurnalistik

Komunikasi merupakan sebuah kebutuhan setiap manusia. Bahkan bayi pun melakukan komunikasi, misalnya dengan cara menangis ketika merasa lapar. Komunikasi penting dilakukan, karena hanya dengan berkomunikasi seseorang dapat bertukar informasi dengan orang lain. Untuk mengungkapkan apa yang ia pikirkan, ia ketahui, dan untuk mengetahui apa yang orang lain pikirkan dan ketahui.

Berbicara mengenai informasi, sudah menjadi kebutuhan dasar setiap manusia untuk mengetahui apa yang terjadi di sekelilingnya. Dan media massa menjawab kebutuhan ini. Jadi dapat dikatakan bahwa media massa merupakan kebutuhan manusia yang merupakan mahluk sosial, untuk mendapatkan informasi mengenail hal-hal yang terjadi di sekitarnya.

Media massa diawali dalam bentuk surat kabar, yang ditulis lalu kemudian dicetak setalah teknologi percetakan berkembang. Kemudian muncul pula majalah, radio, televisi, dan terakhir internet. Pada artikel kali ini Pakar Komunikasi akan memaparkan mengenai sejarah perkembangan media massa.

Era Surat Kabar

Cikal bakal jurnalistik dianggap lahir pada tahun  1405-1367 SM, ketika Kaisar Amenhotep III (kaisar Mesir) mengutus ratusan wartawan membawa surat berisi informasi untuk dibagikan ke seluruh pejabat di semua provinsi.  Namun surat kabar pertama di dunia yaitu “Acta Diuma” terbit pada tahun 59 SM di Roma, pada zaman Julius Caesar. Surat kabar tersebut berisi kebijakan – kebijakan kaisar, pengumuman resmi, dan informasi penting lainnya. Pada masa itu surat kabar tersebut masih berupa tulisan yang diukir pada logam atau batu.

Surat kabar pertama di dunia yang di cetak adalah “Relation”. Surat kabar ini diterbitkan pada tahun 1605 oleh Johan Carolus di Jerman dan menggunakan bahasa Latin. Surat kabar pertama kali muncul di Eropa pada abad ke-17. Oxford Gazzete (London Gazzete) merupakan surat kabar dalam bahasa Inggris pertama yang diterbitkan secara berkala, pada tahun 1665. Dan pada tahun 1702 terbit ‘Daily Courant” yang merupakan Koran harian pertama di Inggris.

Di Indonesi sendiri surat kabar telah terbit di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. pada tahun 1587 – 1629, Jan Pieterszoon Coen memprakarsai penerbitan newsletter “Memorie der Nouvelles” yang berisi berita-berita dari Belanda yang dibawa ke Indonesia. Surat kabar tersebut mengunakan tulisan tangan dan disebarkan hanya pada orang-orang penting di Jakarta.

Surat kabar modern pertama yang terbit di Indonesia (dulu Hindia Belanda) adalah “Bataviasche Nouvelles en Politique”. Surat kabar tersebut menggunakan bahasa belanda dan lebih banyak menampilkan iklan untuk kepentingan komersial pemerintahan Belanda. Koran Pribumi, yang menggunakan bahasa Melayu baru muncul pada tahun 1850an. Surat kabar “Bromartani” yang berbahasa Jawa terbit di Solo pada tahun 1855. Pada tahun 1943 terbit “MedanPrijanji” yang berbahasa melayu dan berisi gambaran situasi politik serta interpretasinya dari sudut pandang nasionalisme.

Era Internet

internet pertama kali dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerikas Serikat untuk kepentingan militer. Proyek tersebut bernama ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network). Pada tahun 1970, lebih dari 10 komputer telah dapat dihubungkan dan saling berkomunikasi. Pada tahun 1980an telah lebih dari 100 komputer yang dapat bergabung dengan ARPANET dan membentuk jaringan.

Pada tahun 1990,  Tim Bernes Lee menemukan program yang diberi nama World Wide Web disingkat www. Sebuah program editor dan browser yang bisa menjelajah antara komputer yang satu dengan komputer yang lain, dan menciptakan jaringan. Tahun 1994, situs internet tumbuh dan berkembang semakin banyak mencapai 3000 alamat, muncul pula e-retail (belanja online). Pada abah ke-20 internet telah digunakan secara luas, dan menghubungkan seluruh dunia.

Kemunculan jurnalisme online dimulai ketika Mark Druk, pencipta dan editor situs kumpulan berita Amerika, mempublikasikan kisah perselingkuhan Bill Clinton (Presiden Amerika saat itu) denga Monica Lewinsky. Setelah itu jurnalisme online juga mulai berkembang di negara lain.

Di Indonesia sejarah jurnalisme online dimulai oleh majalah Tempo. Pada 6 maret 1996 majalah Tempo muncul dalam bentuk media online, sebab media cetak Tempo pada saat itu sedang dibrendel. Media online lain yang cukup populer adalah Detik.com. Media ini mulai online sejak 9 Juli 1998 dan hingga artikel ini ditulis, Detik masih eksis mendedikasikan dirinya sebagai portal berita online di Indonesia dan menjadi portal yang paling banyak diakses.

Pertumbuhan media online membuat media cetak tersaingi, sehingga banyak media cetak kemudian mengembangkan diri dengan membuat portal berita versi online. Contohnya Kompas Cyber, Media Indonesia,  Republika Online, JawaPos, dkk. Muncul pula media online baru yang mengikuti jejak Detik.com seperti OkeZone.com, VivaNews.com, IDN news, dan lain-lain